Senin, 8 April 2013
Dengan menyertakan
link rel=canonical
di halaman web, Anda memberikan petunjuk yang kuat ke mesin telusur tentang versi yang Anda pilih untuk diindeks di antara
halaman duplikat di web.
Link ini didukung oleh beberapa mesin telusur, termasuk
Yahoo!,
Bing,
dan Google. Link rel=canonical menggabungkan properti pengindeksan dari
duplikat, seperti link masuknya, serta menetapkan URL yang ingin Anda tampilkan di
hasil penelusuran. Namun, penggunaan rel=canonical bisa menjadi sedikit rumit karena Anda tidak
dapat mengetahui dengan jelas saat terjadi kesalahan konfigurasi.
Saat webmaster melihat halaman "red velvet" di sebelah kiri pada browser, mesin telusur mendapati adanya
rel=canonical "blue velvet" yang tidak diinginkan webmaster di sebelah kanan. Kami merekomendasikan
praktik terbaik berikut untuk menggunakan rel=canonical:
- Sebagian besar konten halaman duplikat harus ada di versi kanonis.
-
Periksa kembali apakah target
rel=canonicalAnda sudah ada (bukan error atau "soft 404"). -
Pastikan target
rel=canonicaltidak berisi tagmetarobots noindex. -
Pastikan Anda memilih URL
rel=canonicaluntuk ditampilkan di hasil penelusuran (bukan URL duplikat). -
Sertakan link
rel=canonicaldi<head>halaman atau header HTTP. -
Cukup tetapkan satu
rel=canonicaluntuk sebuah halaman. Jika lebih dari satu yang ditetapkan, semua linkrel=canonicalakan diabaikan.
Kesalahan 1: Menetapkan rel=canonical ke halaman pertama dari suatu rangkaian dengan penomoran halaman
Bayangkan bahwa Anda memiliki artikel yang mencakup beberapa laman:
- example.com/article?story=cupcake-news&page=1
- example.com/article?story=cupcake-news&page=2
- dan seterusnya
Menetapkan rel=canonical dari halaman 2 (atau halaman selanjutnya) ke halaman 1 adalah penggunaan rel=canonical yang
tidak benar, karena halaman ini bukan duplikat. Penggunaan
rel=canonical semacam ini akan menyebabkan konten di halaman 2 dan seterusnya tidak
diindeks sama sekali.
rel=canonical dari halaman komponen ke halaman pertama suatu rangkaian.
rel=canonical dari halaman komponen ke halaman lihat semua
rel=canonical ke halaman lihat semua, konten dengan penomoran halaman dapat menggunakan
markup rel="prev" dan rel="next".
Kesalahan 2: URL absolut salah ditulis sebagai URL relatif
Seperti kebanyakan tag HTML, tag <link> menerima URL relatif dan absolut.
URL relatif menyertakan jalur "relatif" ke halaman saat ini. Misalnya,
images/cupcake.png berarti "dari direktori saat ini ke
subdirektori images, lalu ke cupcake.png". URL absolut menetapkan jalur lengkap—termasuk
skema seperti https://.
Menetapkan <link rel=canonical href="example.com/cupcake.html" /> (URL relatif
karena tidak ada https://) menyiratkan bahwa URL kanonis yang diinginkan adalah
https://example.com/example.com/cupcake.html meskipun
hampir bisa dipastikan bukan URL itu yang dimaksud. Dalam kasus ini, algoritma kami mungkin mengabaikan
rel=canonical yang ditetapkan. Pada akhirnya, hal ini berarti bahwa apa yang ingin Anda capai dengan
rel=canonical tidak akan berhasil.
Kesalahan 3: Deklarasi rel=canonical yang tidak diinginkan atau lebih dari satu
Terkadang, kami melihat penetapan rel=canonical yang kami yakini tidak disengaja. Dalam
situasi yang sangat jarang terjadi, kami melihat kesalahan ketik sederhana, tetapi umumnya pemilik situs yang sibuk akan menyalin template
halaman tanpa berpikir untuk mengubah target rel=canonical. Sekarang, halaman
pemilik situs menetapkan rel=canonical ke situs penulis template.
Jika Anda menggunakan template, pastikan Anda tidak menyalin spesifikasi
rel=canonical.
Masalah lainnya adalah saat halaman menyertakan beberapa link rel=canonical ke URL yang berbeda.
Hal ini sering terjadi sehubungan dengan plugin SEO yang sering kali menyisipkan link
rel=canonical default, mungkin tanpa sepengetahuan webmaster yang menginstal plugin tersebut.
Jika terdapat deklarasi rel=canonical yang lebih dari satu, Google kemungkinan akan mengabaikan semua
petunjuk rel=canonical. Manfaat apa pun yang mungkin dimiliki oleh
rel=canonical valid akan hilang.
Dalam kedua kasus tersebut, memeriksa ulang kode sumber halaman akan membantu Anda mengoreksi masalah.
Pastikan untuk memeriksa seluruh bagian <head> karena link rel=canonical
mungkin tersebar.
Periksa perilaku plugin dengan melihat kode sumber halaman.
Kesalahan 4: Halaman landing atau kategori menetapkan rel=canonical ke artikel unggulan
Misalkan Anda mengelola situs tentang hidangan penutup. Situs hidangan penutup Anda memiliki halaman kategori yang berguna, seperti
"pastry" dan "gelato". Setiap hari laman kategori menyajikan artikel unik. Misalnya,
halaman landing pastry Anda mungkin menampilkan "red velvet cupcakes". Karena halaman kategori "pastry"
memiliki konten yang hampir sama dengan halaman "red velvet cupcake", Anda menambahkan
rel=canonical dari halaman kategori ke artikel individual unggulan.
Seandainya kami menerima rel=canonical ini, halaman kategori pastry Anda tidak akan
muncul di hasil penelusuran. Hal ini karena rel=canonical memberikan sinyal bahwa Anda
lebih memilih mesin telusur untuk menampilkan URL kanonis, bukan duplikat. Namun, jika Anda ingin
pengguna dapat menemukan halaman kategori dan artikel unggulan, sebaiknya cukup gunakan
rel=canonical yang merujuk ke dirinya sendiri di halaman kategori, atau tidak sama sekali.
Perlu diingat bahwa penetapan kanonis juga menyiratkan URL pilihan yang ditampilkan. Hindari menambahkan
rel=canonical dari halaman landing atau kategori ke artikel unggulan.
Kesalahan 5: Menetapkan rel=canonical di <body>
Tag link rel=canonical hanya boleh muncul di <head>
dokumen HTML. Selain itu, untuk menghindari masalah penguraian HTML, sebaiknya sertakan
rel=canonical sesegera mungkin di <head>. Saat kami
menemukan penetapan rel=canonical di <body>, hal tersebut
akan diabaikan.
Hal tersebut adalah kesalahan yang mudah diperbaiki. Cukup periksa kembali apakah link rel=canonical
selalu berada di <head> halaman Anda, dan lakukan sesegera mungkin.
Yang diproses adalah penetapan rel=canonical di <head>, bukan
<body>.
Kesimpulan
Untuk membuat penetapan rel=canonical yang bermanfaat:
- Pastikan bahwa sebagian besar konten teks utama di halaman duplikat juga muncul di halaman kanonis.
-
Pastikan
rel=canonicalhanya ditetapkan sekali (jika ada) dan berada di<head>halaman. -
Pastikan
rel=canonicalmengarah ke URL yang sudah ada dengan konten yang baik (artinya, bukan404, atau lebih buruknya lagi,soft 404). -
Hindari penetapan
rel=canonicaldari halaman landing atau kategori ke artikel unggulan karena hal ini dapat menyebabkan artikel unggulan menjadi URL pilihan di hasil penelusuran.
Seperti biasa, ajukan pertanyaan apa pun di Forum bantuan Webmaster kami.